Minggu, 30 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN NY. I DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA HARI KE-1 ATAS INDIKASI GAGAL INDUKSI DI RUANG FLAMBOYAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Derajat kesehatan yang optimal dapat diwujudkan melalui upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu  yang dilaksanakan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia (Priharjo, 1995 : 8).
                       
            Pada hakekatnya unsur yang penting dalam mencapai kebutuhan kesehatan ibu  adalah untuk menekan angka kematian ibu dan mencegah terjadinya komplikasi selama masa perinatal. Keberhasilan keperawatan maternal harus didukung oleh 3 faktor yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat. Hal ini sangat diperlukan untuk penurunan angka kematian ibu. Keperawatan maternitas merupakan keperawatan yang khusus mempelajari tentang segala sesuatu yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi.
Pada masa lalu perawatan kesehatan obstetri yang diberikan adalah ditujukan untuk menemani ibu dan menyesuaikan perawatan pada pengobatan medisnya. Penekanan baru direfleksikan dalam istilah perawatan maternal – anak, suatu cabang keperawatan yang berfokus pada keluarga, menekankan hidup sehat untuk seluruh keluarga ( Hamilton, 1995 : 23).      .
            Di samping disebabkan oleh perdarahan dan infeksi, pre eklamsi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan bayi, untuk itu tenaga kesehatan khususnya perawat dituntut untuk lebih profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien yang mengalami persalinan dengan indikasi pre eklamsi berat, karena dampak atau bahaya pre eklamsi berat dapat menimbulkan eklamsi yang akan menyebabkan kegawatan pada ibu dan akan terjadi kegawatan pada janin yaitu asfiksia.
            Menurut data yang diperoleh selama bulan Juli  2006 sampai dengan desember 2006, klien post partum dengan tindakan forcef atas indikasi pre eklamsi berat cenderung meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut :
Tabel I
Jumlah Persalinan Pervaginam Dengan Indikasi Pre Eklamsi Berat Di Ruang Flamboyan Badan RSUD Kabupaten Subang
Bulan Juli 2006 s/d Desember 2006
No.
Bulan
Persalinan Pervaginam
Indikasi PEB
1.
Juli
104
27
2.
Agustus
107
10
3.
September
58
9
4.
Oktober
138
18
5.
November
124
19
6.
Desember
150
18

Jumlah
681
101
Persentase
100%
14,8%
   Sumber : Medical Record Ruang Flamboyan BRSUD Subang.
Berdasarkan data di atas klien yang mengalami post partum dengan indikasi pre eklamsi berat  dengan persalinan pervaginam sebanyak 14,8% dari 681 klien. Untuk pencegahan terjadinya infeksi dan perdarahan pada kondisi ini memerlukan perawatan intensif dan komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan secara sistematis.
Berdasarkan uraian yang penulis paparkan serta dampak dari post partum dengan tindakan forcef pre eklamsi berat yang sangat kompleks dan membahayakan bagi ibu dan bayi, maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN Ny. D POST PARTUM HARI KE-1 DENGAN TINDAKAN FORCEF ATAS INDIKASI PRE EKLAMSI BERAT DI RUANG FLAMBOYAN BADAN RUMAH SAKIT UMUM UNIT SWADANA DAERAH KABUPATEN SUBANG”.

B.        Tujuan
            1.   Tujuan Umum
                        Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan  keperawatan pada klien post partum dengan indikasi pre eklamsi berat dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.


2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian pada klien Ny. D post partum hari ke-1 dengan tindakan forcef atas indikasi  pre eklamsi berat.
b.      Mampu menegakkan diagnosa pada klien Ny. D post partum hari ke-1 dengan tindakan forcef  atas indikasi  pre eklamsi berat.
c.       Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien Ny. D post partum hari ke-1 dengan tindakan forcef atas indikasi  pre eklamsi berat.
d.      Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien Ny. D post partum hari ke-1 dengan tindakan forcef atas indikasi  pre eklamsi berat.
e. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Ny. D post partum hari ke-1 dengan tindakan forcef atas indikasi  pre eklamsi berat.

C.        Metode Telaahan
            Penulis dalam menyusun karya tulis ini menggunakan  metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Dan teknik pngumpulan data dalam penyusunan karya tulis ini, diantaranya :
1.                  Pengamatan / Observasi
Yaitu mengamati secara langsung keadaan klien, keluarga dan lingkungannya.
2.                  Wawancara 
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan secara langsung tentang tanda-tanda / informasi kepada klien atau keluarga.
3.                  Pemeriksaan Fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan terhadap klien yang mempunyai masalah kesehatan yang berkaitan dengan keadaan fisik. Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
4.                  Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data-data pada status klien yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
5.                  Partisipasi Aktif
Penulis langsung melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan post partum tindakan forcef atas indikasi pre eklamsi berat di ruang Flamboyan RSUD Subang. 
            6.         Studi Kepustakaan
Yaitu mengambil bahan-bahan yang ada dalam buku sebagai bahan perbandingan teoritis dengan kenyataan yang dialami dalam praktek juga bertujuan mengarahkan pola pikir pada hal-hal yang sifatnya nyata. 



D.        Sistematika Penulisan
            Dalam penulisan karya tulis penulis membagi dalam empat Bab yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, metode telaahan dan sistematika penulisan. Kemudian Bab II Tinjauan teoritis yang mencakup konsep dasar meliputi anatomi dan fisiologis, patofisiologi, manifestasi klinik dan komplikasi, serta konsep dasar asuhan keperawatan pada klien meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan berikutnya adalah Bab III Tinjauan Kasus dan Pembahasan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta catatan perkembangan dan pembahasannya, yang terakhir adalah Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi, Daftar Pustaka dan Lampiran.                                                


BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan Ny. D dengan post partum tindakan forcef hari ke-1 dengan indikasi pre eklamsi berat di Badan Rumah Sakit Umum Unit Swadana Daerah Kabupaten Subang selama 5 hari dari tanggal 30 Juli s/d 3 Agustus 2007 secara komprehensif. Maka penulis mengambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :
A.        Kesimpulan
                         Proses keperawatan merupakan suatu sistem dalam pelayanan asuhan keperawatan yang menjadi kerangka kerja untuk melaksanakan tindakan yang  dilakukan agar asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat terarah dan sistematis. Adapun proses keperawatan tersebut meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
            1.         Pengkajian
                                                Data yang didapat dari klien post partum tindakan forcef hari ke-1 dengan indikasi pre eklamsi berat adalah adanya rasa pusing, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 37,5o C, frekuensi nadi 84 x/menit, frekuensi respirasi 20 x/menit.


2.                  Dignosa Keperawatan
Dalam tinjauan teoritis pada kasus post partum tindakan forcef hari ke-1 dengan indikasi pre eklamsi berat terdapat beberapa diagnosa antara lain gangguan rasa nyaman pusing, gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan proses laktasi, gangguan pola eliminasi BAB, gangguan rasa aman cemas, gangguan personal hygiene dan gangguan pemenuhan istirahat tidur.
3.                  Perencanaan
                                                Perencanaan keperawatan disesuaikan dengan respon klien, terdapat beberapa masalah antara lain gangguan rasa nyaman pusing, untuk mengatasinya yaitu dengan mengobservasi tanda-tanda vital untuk mengetahui perkembangan kesehatan klien, gangguan rasa nyaman nyeri  untuk mengatasinya klien dibantu untuk melakukan teknik relaksi ; menarik nafas dalam, gangguan proses laktasi, untuk mengatasinya klien disarankan untuk melakukan perawatan payudara (breast care), gangguan pola eliminasi BAB, untuk mengatasinya menganjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya, gangguan rasa aman cemas, untuk mengatasinya berikan penjelasan kepada klien tentang kondisi bayinya, gangguan personal hygiene, untuk mengatasinya bantu klien melakukan personal hygiene seperti memandikan dan vulva hygiene, gangguan pemenuhan istirahat tidur, untuk mengatasinya mengatur posisi tidur sesuai keinginan tapi masih dalam batasan tertentu.

            4.          Pelaksanaan
                                                Tindakan yang dilakukan pada klien Ny. D disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien pada saat itu. Pelaksanaan tersebut merupakan hasil kerjasama antara klien, keluarga dan tim kesehatan lain khususnya staf perawat di ruang flamboyan Badan  Rumah Sakit Umum Unit Swadana Daerah Kabupaten Subang.
            5.         Evaluasi
                                    Setelah dilakukan tindakan keperawatan dari tanggal 30 Juli s/d 3 Agustus 2007 di Badan Rumah Sakit Umum Unit Swadana Daerah Kabupaten Subang dan tanggal 1 s/d 2 Agustus 2007 melakukan home visite hasilnya menunjukan kemajuan bagi kesehatan klien, enam diagnosa teratasi dengan tuntas, satu diagnosa yang belum teratasi yaitu gangguan rasa nyaman nyeri, upaya yang dilakukan adalah dengan menganjurkan kepada klien untuk mengganti perban pada luka episiotomi tiap hari dan minum obat secara teratur.
B.        Rekomendasi
                        Demi tercapainya keberhasilan tindakan keperawatan pada klien post partum dengan tindakan forcef pada hari ke-1 atas indikasi pre eklamsi berat, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Pada tahap pengkajian, parawat hendaknya selalu melakukan komunikasi terapeutik, agar klien mau mengungkapkan masalah apa yang dirasakannya dan melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe yang mencakup data fokus yaitu pemeriksaan mata, pemeriksaan payudara, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan genitalia.
2.      Pada tahap penentuan diagnosa keperawatan harus disesuaikan dengan respon klien, diprioritaskan masalah yang memerlukan penanganan segera.
3.      Pada tahap perencanaan tindakan keperawatan, tetap melihat prioritas masalah, sehingga klien mendapatkan  tindakan keperawatan dengan segera dan permasalahan dapat ditangani secara dini.
4.      Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan harus dilakukan secara tepat, sesuai dengan keluhan klien pada saat itu dan perencanaan yang telah disusun, dengan melibatkan semua sumber-sumber baik pada klien, staf perawat di ruangan dan fasilitas-fasilitas yang tersedia.
5.      Pada tahap evaluasi setelah semua intervensi dilaksanakan maka harus dilihat apakah semua keluhan dapat diatasi atau belum dan apakah muncul masalah klien yang baru atau tidak, untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang optimal. Kerjasama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya, harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar