BAB II
Tinjauan teoritis
Konsep Dasar
Kerusakan Interaksi Sosial
Pengertian kerusakan interaksi sosial
Kerusakan interaksi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami
atau berisiko mengalami respon negatif, ketidak adekuatan, ketidakpuasan dari
interaksi. (Lynda Juan Carperito, 2001:385).
Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku mal adaftif dan mengganggu seseorang dalam berhubngan dengan
orang lain (Stuart and Sundeen, 200:144).
Manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam
kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal dan bersosialisasi
dengan orang lain secara positif. Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi
sepanjang rentang tergantung (dependen) dan mandiri (independen) artinya suatu
saat individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung
pada individu.
Hubungan interpersonal dan sosialisasi yang sehat terwujud jika
individu saling terlibat merasakan kedekatan dam membina perasaan saling
tergantung merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
suatu hubungan.pemutusan proses hubungan terkait eratr dengan ketidakpuasan
individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta,
respon lingkungan yang negatif. Kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak
percaya diri.
Psikodinamika
Kapasitas hubungan interpersonal berkembang sepanjang siklus
kehidupan (Stuart an Sudneen, 1998 : 345)
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut.
Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan
sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Dalam keadaan normal, perkembangan berhubungan dalam kehidupan
dimulai mansuia dari belajar berhubungan dengan orang lain melalui proses
perkembangan hidup yang terdiri atas :
Masa bayi (infant)
Masa ini sangat tergantung pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhan
biologis dan psikologisnya. Respon lingkungan terhadap kebutuhan bayi harus
sesuai agar berkembang rasa percaya diri pada bayi akan respon atau perilakunya
dan rasa percaya bayi terhadap orang lain. Kegagalan pemenuhan kebutuhan bayi melalui
ketergantungan pada orang lain akan mengakibatkan rasa tidak percaya pada diri
sendiri dan orang lain serta menarik diri (Haber, dkk, 1997:90).
Masa pra sekolah (Early Chilhood)
Pada masa ini anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga
khususnya pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku anak yang adaptif.
Hal ini merupakan dasar rasa tonomi anak yang berguna untuk mengembangkan
kemampuan interdependen.
Masa sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang luas khususnya lingkungan sekolah/
kegagalan dalam membiuna hubungan dengan teman disekolah, kurangnya dukungan
dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten dari orang tua mengakibatkan
anak frustasi terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu da menarik
diri dari lingkungannya.
Masa pra remaja (Pra
Adolence)
Masa ini senang mempunyai teman yang banyak, mempunyai kelompok
kadang mempunyai cici : ktergantungan terhadap teman, bekerjasama dengan orang
lain jenis dan mempuynai sifat tertutup terhadap orang tuanya.
Remaja (Adolence)
Pada manusia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman
sebaya dan sejenisnya serta umumnya sahabat karib, hubungan dengan teman sangat
tergantung sedangkan terhadap orang tua
mulai indenpende. Kegagalan membina hubungan dengan teman dan kurangnya
dukungan orang tua akan mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan
mengidentifitkasi karis dan rasa percaya diri yang kurang.
Dewasa
Masa dewasa ini mempunyai beberapa fase perkembangan yang antara
lain adalah :
Dewasa awal, individu mulai matang
Dewasa tengah, individu berperan sebagai orang tua
Dewasa akhir, kehilangan (meninggal)
Bila individu dalam masa perkembangan berhubungan atau pada siklus
perkembangan hidup mengalami hambatan atau gangguan maka akan dapat
mengakibatkan perilaku menarik diri.
Menarik diri
Pengertian menarik diri
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain,
individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi dan kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak
sanggup membagi pengalaman dengan orang lain. (Tim Direktorat Kesehatan RI,
2000 : 47).
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,
1993: 336).
Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku ma adaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial. (Depkes Ri dalam Keperwatan Jiwa, 2000:114).
Tanda dan gejala menarik diri
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data obyektif)
yaitu : :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan
diri dari orang lain, misalnya pada saat makan
Komunikasi kurang / tidak ada, klien tidak tampak bercakap-cakap
dnegan klien lain / prawat.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
Berdiam diri dikamar / tempat terpisah, klien kurang mobilitasnya
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
Posisi janin pada saat tidur.
Data subyektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi.
Beberapa data subyektif adalah menjawab dengan singkat dnegan kata-kata
“tidak”, “ya”, “tidak tahu”.
Rentang respon sosial
Sebagai makhluk sosial
manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosial dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hariu. Manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa ada hubungan dengan lingkungan sosialnya. Hubungan dengan orang lain dan
lingkungan sosialnya menimbulklan respons-respons sosial pada individu. Menurut
Stuart dan Sundeen (1995) respons sosial individu berada dalam rentang adaptif
sampai dengan mal adaftif.
|
|
|||||||
Respon adaptif adalah respon individu
dalam penyelesaian masalah yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial
dan budaya yang umum berlaku, dengan kata lain individu tersebut masih dalam
batas-batas normal dalam menyelesaikan masalahnya respon ini meliputi :
Menyendiri (Solitude) merupakan respons yang dibutuhkan seseorang
untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan juga
suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Otonomi merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial
Kebersamaan merupakan suatu kondisi dalam hubungan interpersonal
dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
Saling ketergantungan merupakan suatu hubungan saling tergantung
antar individu dengan orang lain dalam rangkan membina hubungan interpersonal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar