Senin, 31 Desember 2012

Askep-Schizofrenia



BAB II
Tinjauan teoritis

Konsep Dasar
Kerusakan Interaksi Sosial
Pengertian kerusakan interaksi sosial
Kerusakan interaksi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami respon negatif, ketidak adekuatan, ketidakpuasan dari interaksi. (Lynda Juan Carperito, 2001:385).
Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku mal adaftif dan mengganggu seseorang dalam berhubngan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 200:144).
Manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal dan bersosialisasi dengan orang lain secara positif. Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependen) dan mandiri (independen) artinya suatu saat individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung pada individu.
Hubungan interpersonal dan sosialisasi yang sehat terwujud jika individu saling terlibat merasakan kedekatan dam membina perasaan saling tergantung merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan.pemutusan proses hubungan terkait eratr dengan ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif. Kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri.
Psikodinamika
Kapasitas hubungan interpersonal berkembang sepanjang siklus kehidupan (Stuart an Sudneen, 1998 : 345)
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Dalam keadaan normal, perkembangan berhubungan dalam kehidupan dimulai mansuia dari belajar berhubungan dengan orang lain melalui proses perkembangan hidup yang terdiri atas :
Masa bayi (infant)
Masa ini sangat tergantung pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologisnya. Respon lingkungan terhadap kebutuhan bayi harus sesuai agar berkembang rasa percaya diri pada bayi akan respon atau perilakunya dan rasa percaya bayi terhadap orang lain. Kegagalan pemenuhan kebutuhan bayi melalui ketergantungan pada orang lain akan mengakibatkan rasa tidak percaya pada diri sendiri dan orang lain serta menarik diri (Haber, dkk, 1997:90).
Masa pra sekolah (Early Chilhood)
Pada masa ini anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku anak yang adaptif. Hal ini merupakan dasar rasa tonomi anak yang berguna untuk mengembangkan kemampuan interdependen.
Masa sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang luas khususnya lingkungan sekolah/ kegagalan dalam membiuna hubungan dengan teman disekolah, kurangnya dukungan dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten dari orang tua mengakibatkan anak frustasi terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu da menarik diri dari lingkungannya.
Masa  pra remaja (Pra Adolence)
Masa ini senang mempunyai teman yang banyak, mempunyai kelompok kadang mempunyai cici : ktergantungan terhadap teman, bekerjasama dengan orang lain jenis dan mempuynai sifat tertutup terhadap orang tuanya.
Remaja (Adolence)
Pada manusia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman sebaya dan sejenisnya serta umumnya sahabat karib, hubungan dengan teman sangat tergantung sedangkan  terhadap orang tua mulai indenpende. Kegagalan membina hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua akan mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan mengidentifitkasi karis dan rasa percaya diri yang kurang.
Dewasa
Masa dewasa ini mempunyai beberapa fase perkembangan yang antara lain adalah :
Dewasa awal, individu mulai matang
Dewasa tengah, individu berperan sebagai orang tua
Dewasa akhir, kehilangan (meninggal)
Bila individu dalam masa perkembangan berhubungan atau pada siklus perkembangan hidup mengalami hambatan atau gangguan maka akan dapat mengakibatkan perilaku menarik diri.
Menarik diri
Pengertian menarik diri
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain, individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi dan kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain. (Tim Direktorat Kesehatan RI, 2000 : 47).
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993: 336).
Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku ma adaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial. (Depkes Ri dalam Keperwatan Jiwa, 2000:114).
Tanda dan gejala menarik diri
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data obyektif) yaitu : :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan
Komunikasi kurang / tidak ada, klien tidak tampak bercakap-cakap dnegan klien lain / prawat.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
Berdiam diri dikamar / tempat terpisah, klien kurang mobilitasnya
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
Posisi janin pada saat tidur.
Data subyektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subyektif adalah menjawab dengan singkat dnegan kata-kata “tidak”, “ya”, “tidak tahu”.
Rentang respon sosial
Sebagai  makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hariu. Manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada hubungan dengan lingkungan sosialnya. Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya menimbulklan respons-respons sosial pada individu. Menurut Stuart dan Sundeen (1995) respons sosial individu berada dalam rentang adaptif sampai dengan mal adaftif.











Respon adaptif
 

Respon maldaptif
 






 






Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku, dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas-batas normal dalam menyelesaikan masalahnya respon ini meliputi :
Menyendiri (Solitude) merupakan respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Otonomi merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial
Kebersamaan merupakan suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
Saling ketergantungan merupakan suatu hubungan saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam rangkan membina hubungan interpersonal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar